Selasa, 19 Januari 2010

Jenis Karangan

1. DESKRIPSI
Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/ keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.

Ciri-ciri deskripsi adalah:
a. Berusaha untuk memperlihatkan detail atau perincian tentang objek.
b. Leih bersifat member pengaruh sensifitas dan bentuk imajinasi pembaca.
c. Disampaikan dengan gaya yang memikat dan dengan kata yang menggugah.
d. Organisasi penyampaiannya lebih banyak menggunakan susunan ruang, banyak memaparkan tentang sesuatu yang dapat didengar, dilihat, dan dirasakan.

Contoh deskripsi berisi fakta:
Hampir semua pelosok Mentawai indah. Di empat kecamatan masih terdapat hutan yang masih perawan. Hutan ini menyimpan ratusan jenis flora dan fauna. Hutan Mentawai juga menyimpan anggrek aneka jenis dan fauna yang hanya terdapat di Mentawai. Siamang kerdil, lutung Mentawai dan beruk Simakobu adalah contoh primata yang menarik untuk bahan penelitian dan objek wisata.

Contoh deskripsi berupa fiksi:
Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diseling warna jingga; bayang matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup menggigilkan, mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung berwarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari satu ranting ke ranting yang lain.
Topik yang tepat untuk deskripsi misalnya:
Keindahan Bukit Kintamani
Suasa pelaksanaan Promosi Kompetensi Siswa SMK Tingkat Nasional
Keadaan ruang praktik
Keadaan daerah yang dilanda bencana
Langkah menyusun deskripsi:
Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan
Tentukan tujuan
Tentukan aspek-aspek yang akan dideskripsikan dengan melakukan pengamatan
Susunlah aspek-aspek tersebut ke dalam urutan yang baik, apakah urutan lokasi, urutan waktu, atau urutan menurut kepentingan
Kembangkan kerangka menjadi deskripsi

2. NARASI
Secara sederhana narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik.
Ciri-ciri narasi adalah:
1. Berupa cerita tentang peristiwa yang dialami oleh manusia.
2. Peristiwa yang terjadi dapat benar-benar terjadi menurut imajinasi penulis.
3. Mempunyai nilai estetika.
4. Menekankan pada susunan kronologis.
5. Memiliki dialog yang tergantung pada cara penyajian.

Narasi dapat berisi fakta atau fiksi.

Contoh narasi yang berisi fakta: biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman.

Contoh narasi yang berupa fiksi:
novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.
Pola narasi secara sederhana:
awal – tengah – akhir

Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh.
Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca.
Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda.
Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.
Contoh narasi berisi fakta:
Ir. Soekarno
Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang nasionalis. Ia memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan karena keberaniannya menentang penjajah.
Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949.
.
Contoh narasi fiksi:
Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa.
Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga?
Langkah menyusun narasi (fiksi):
Langkah menyusun narasi (fiksi) melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide. Cerita dirangkai dengan menggunakan “rumus” 5 W + 1 H. Di mana seting/ lokasi ceritanya, siapa pelaku ceritanya, apa yang akan diceritakan, kapan peristiwa-peristiwa berlangsung, mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan bagaimana cerita itu dipaparkan.

3. EKSPOSISI
Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca.
Ciri-ciri eksposisi adalah :
1. Dapat menambah pengertian dan pengetahuan pembaca.
2. Dapat menjawab pertanyaan yang ditimbulkan dari kapan, apa, mangapa, dan bagaimana.
3. Menggunakan bahasa yang lugas dan baku.
4. Menggunakan susunan logis.

Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik.
Contoh:
Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi dan auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan.
Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.
Topik yang tepat untuk eksposisi, antara lain:
Manfaat kegiatan ekstrakurikuler
Peranan majalah dinding di sekolah
Sekolah kejuruan sebagai penghasil tenaga terampil.
Tidak jarang eksposisi berisi uraian tentang langkah/ cara/ proses kerja.

Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.
Contoh paparan proses:
Cara mencangkok tanaman:
1. Siapkan pisau, tali rafia, tanah yang
subur, dan sabut secukupnya.
2. Pilihlah ranting yang tegak, kekar, dan
sehat dengan diameter kira-kira 1,5
sampai 2 cm.
3. Kulit ranting yang akan dicangkok dikerat
dan dikelupas sampai bersih kira-kira
sepanjang 10 cm.
Langkah menyusun eksposisi:
Menentukan topik/ tema
Menetapkan tujuan
Mengumpulkan data dari berbagai sumber
Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.

4. ARGUMENTASI
Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta sebagai alasan/ bukti.
Ciri-ciri argumentasi adalah :
1. Bertujuan untuk meyakinkan pembaca.
2. Membuktikan kebenaran suatu pernyataan pokok persoalan.
3. Mengubah pendapat pembaca.
4. Fakta dalam argumentasi berupa bahan pemikiran.

Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.
Contoh:
Jiwa kepahlawanan harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan karena dengan jiwa kepahlawanan. Pembangunan di negara kita dapat berjalan dengan sukses. Jiwa kepahlawanan akan berkembang menjadi nilai-nilai dan sifat kepribadian yang luhur, berjiwa besar, bertanggung jawab, berdedikasi, loyal, tangguh, dan cinta terhadap sesama. Semua sifat ini sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan di berbagai bidang.
Tema/ topik yang tepat untuk argumentasi, misalnya:
Disiplin kunci sukses berwirausaha
Teknologi komunikasi harus segera dikuasai
Sekolah Menengah Kejuruan sebagai aset bangsa yang potensial
Langkah menyusun argumentasi:
Menentukan topik/ tema
Menetapkan tujuan
Mengumpulkan data dari berbagai sumber
Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
Mengembangkan kerangka menjadi karangan argumentasi
5. PERSUASI
Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu.
Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.
Ciri-ciri persuasi adalah:
1. Persuasi bertolak dari pikiran manusia dapar diubah.
2. Harus menumbulkan kepercayaan bagi pembaca.
3. Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan antara penulis dengan pembaca.
4. Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.
5. Persuasi memerlukan fakta dan data.

Topik/ tema yang tepat untuk persuasi, misalnya:
Katakan tidak pada NARKOBA
Hemat energi demi generasi mendatang
Hutan sahabat kita
Hidup sehat tanpa rokok
Membaca memperluas cakrawala
Langkah menyusun persuasi:
Menentukan topik/ tema
Merumuskan tujuan
Mengumpulkan data dari berbagai sumber
Menyusun kerangka karangan
Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi

TUGAS
DASAR-DASAR KOMPOSISI
tentang
KARANGAN ARGUMENTASI, PERSUASI, NARASI, DESKRIPSI , DAN EKPOSISI

oleh
KHAIRINA
ZULYA ADE PUTRA
YERI SILVIA DISTI
NIA RAHMATIKA
LAURA YULISA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2009
Rangkuman ini disusun oleh Muhammad Zam Zam R.S.A (1402408148) untuk memenuhi tugas mata kuliah kajian bahasa Indonesia


Bab II
Linguistik Sebagai Ilmu

A. Keilmiahan Linguistik
Keilmiahan linguistic dapat dibuktikan melalui 3 tahap , yaitu :
1. tahap spekulasi ( dalam tahap ini , pembicaraan mengenai sesuatu dan cara mengambil kesimpulan dilakukan dengan sikap spekulatif). contoh : dalam studi bahasa , dulu orang menganggap semua bahasa di dunia diturunkan dari bahasa Ibrani . Semua itu hanya spekulasi dan pada zaman sekarang sulit diterima .
2. tahap observasi dan klasifikasi (dalam tahap ini para ahli bahasa baru mengumpulkan dan menggolongkan segala fakta bahasa dengan teliti tanpa memberi teori dan kesimpulan ).
3. tahap perumusan teori ( dalam tahap ini setiap disiplin ilmu berusaha memahami masalah dasar dan mengajukan pertanyaan . Kemudian dirumuskan hipotesis yang berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut ).
Disiplin linguistik dewasa ini telah mengalami ketiga tahap tersebut , sehingga sudah bisa dikatakan sebagai kegiatan ilmiah . Sebagai ilmu , linguistik berusaha mencari keteraturan atau kaidah-kaidah yang hakiki dari bahasa yang ditelitinya . Karena itu linguistik juga disebut ilmu nomotetik . Linguistik tidak berhenti pada satu kesimpulan saja , tetapi akan terus menyempurnakan kesimpulan itu berdasarkan data empiris selanjutnya .

B. Sub Disiplin Linguistik
Setiap ilmu biasanya dibagi menjadi bidang-bidang bawahan atau cabang-cabang berkenaan dengan adanya hubungan disiplin itu dengan masalah lain . Demikian pula dengan linguistik , karena mengingat objek linguistik adalah bahasa yang merupakan fenomena yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia . Maka sub disiplin linguistik juga sangat banyak . Antara lain :
1. Berdasarkan objek kajiannya adalah bahasa pada umumnya atau bahasa tertentu , dibagi menjadi 2 , yaitu :
a. linguistik umum : linguistik yang berusaha mengkaji kaidah-kaidah bahasa secara umum . Pernyataan-pernyataan yang dihasilkan akan menyangkut bahasa pada umumnya .
b. linguistik khusus : linguistik yang berusaha mengkaji kaidah-kaidah bahasa tertentu
2. Berdasarkan objek kajiannya bahasa pada masa tertentu atau bahasa sepanjang masa . dibedakan menjadi 2 , yaitu :
a. linguistik sinkronik : linguistik yang mengkaji bahasa pada masa yang terbatas . Contoh : mengkaji kaidah bahasa Indonesia pada tahun dua puluhan .
b. linguistik diakronik : linguistik yang mengkaji bahasa pada masa yang tidak terbatas . Bisa sejak awal lahirnya bahasa sampai punahnya bahasa tersebut . ( linguistik historis komparatif )

3. Berdasarkan objek kajiannya apakah struktur internal bahasa atau bahasa itu dalam hubungannya dengan faktor diluar bahasa . Dibedakan menjadi :
a. linguistik mikro : linguistik yang mengarahkan kajiannya pada struktur internal bahasa pada umumnya . Linguistik mikro dibagi lagi menjadi sub disiplin linguistik fonologi ( mempelajari ciri-ciri bunyi bahasa ) , linguistik morfologi ( mempelajari struktur kata , bagian , serta cara pembentukannya ), linguistik sintaksis ( mempelajari satuan kata , satuan lain diatas kata , hubungan satu dengan yang lain , dan cara penyusunannya sehingga menjadi sebuah ujaran ), linguistik semantik ( mempelajari makna yang bersifat leksikal , gramatikal , dan kontekstual ), linguistik leksikologi ( mempelajari kosa kata suatu bahasa ) .
b. linguistik makro : linguistik yang menyelidiki bahasa dalam kaitannya dengan faktor diluar bahasa . Linguistik makro dibagi lagi menjadi subdisiplin sosiolinguistik , psikolinguistik , antropolinguistik , etnolinguistik , stilistika , filologi , dialektologi , filsafat bahasa , dan neurolonguistik ) .

4. Berdasarkan tujuannya apakah penyelidikan linguistik untuk merumuskan teori atau untuk diterapkan , dibagi menjadi :
a. linguistik teoretis: linguistik yang berusaha mengadakan penelitian atau penyelidikan terhadap bahasa yang tujuannya hanya untuk kepentingan teori belaka .
b. linguistik terapan : linguistik yang berusaha mengadakan penyelidikan dengan tujuan untuk memecahkan masalah-masalah yang ada di masyarakat .

5. Berdasarkan aliran atau teori yang digunakan dalam penyelidikan bahasa , dapat dibagi menjadi :
a. linguistik tradisional
b. linguistik structural
c. linguistik transformasional
d. linguistik generatif
e. linguistik semantik
f. linguistik relasional
g. linguistik sistemik

C. Analisis Linguistik
Analisis linguistik dilakukan terhadap bahasa atau lebih tepat terhadap semua tatanan tingkat bahasa yaitu fonetik , fonemik , morfologi , sintaksis dan semantik .


D. Struktur , Sistem , dan Distribusi
1. Struktur : susunan bagian-bagian kalimat atau konsistuen kalimat secara linear .
2. Sistem : hubungan antara bagian-bagian kalimat tertentu dengan kalimat lainnya .
3. Distribusi : menyangkut masalah dapat atau tidaknya penggantian suatu konstituen dalam suatu kalimat tertentu dengan konstituen lain .

E. Analisis Bawahan Langsung
Analisis bawahan langsung sering disebut analisis unsur langsung atau analisis bawahan terdekat adalah suatu teknik dalam menganalisis unsur-unsur atau konstituen yang membangun suatu satuan bahasa entah satuan kata , frase , klausa , maupun kalimat . Analisis bawahan langsung berfungsi untuk menghindari keambiguan karena satuan-satuan bahasa yang terikat dapat dipahami dengan analisis tersebut .

F. Analisis Rangkaian Unsur dan Analisis Proses Unsur
Analisis rangkaian unsur mengajarkan bahwa setiap satuan bahasa dibentuk atau ditata dari unsur lain . misal : satuan tertimbun terdiri dari ter -+ timbun .
Analisis proses unsur menganggap setiap satuan bahasa merupakan hasil dari suatu proses pembentukan . misal : bentuk tertimbun merupakan hasil dari proses prefiksasi ter dengan dasar timbun .

G. Manfaat Linguistik
1. Bagi linguis : membantu menyelesaikan dan melaksanakan tugasnya .
2. Bagi peneliti,kritikus,dan penikmat sastra : membantu memahami karya sastra dengan lebih baik
3. Bagi guru : membantu merumuskan kaidah preskriptif dan deskriptif sehingga pengajaran berjalan dengan baik
4. Bagi penyusun dan penerjemah : membantu menyelesaikan tugasnya
5. Bagi penyusun buku pelajaran : memberi tuntunan dalam menyusun kalimat yang tepat serta memilih kosa kata yang sesuai dengan jenjang usia pembaca
6. Bagi negarawan dan politikus : membantu menyalurkan pemikiran baik secara lisan dan tulisan , Karena politikus haruslah mengerti soal bahasa .
Sastra (Sanskerta: शास्त्र, shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar śās- yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.
Yang agak bias adalah pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih mengacu sesuai defenisinya sebagai sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah pada sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan sastra.
Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.
Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau bahasa.
Jadi, yang termasuk dalam kategori Sastra adalah:
• Novel
• Cerita/cerpen (tertulis/lisan)
• Syair
• Pantun
• Sandiwara/drama
• Lukisan/kaligr


MENULIS RESENSI, SULITKAH?
23 Juli 2008 oleh barnas
Resensi? Apakah itu? Bagaimana ya cara menulisnya, gampang nggak sih? Secara etimologis, kata resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere. Kedua kata tersebut berarti melihat kembali, menimbang, atau menilai. Dalam bahasa Belanda dikenal dengan istilah recensie dan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. Berbagai istilah tersebut mengacu kepada hal yang sama yaitu mengulas sebuah buku. Kamus Umum Bahasa Indonesia mengartikan resensi sebagai ”Pertim-bangan atau pembicaraan buku, ulasan buku”Gorys Keraf mendefinisikan resensi sebagai ”Suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku” (Keraf, 2001 : 274). Dari pengertian tersebut muncul istilah lain dari kata resensi yaitu kata pertimbangan buku, pembicaraan buku, dan ulasan buku. Intinya membahas tentang isi sebuah buku baik berupa fiksi maupun nonfiksi. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut penulis menyimpulkan bahwa resensi adalah tulisan ilmiah yang membahas isi sebuah buku, kelemahan, dan keunggulannya untuk diberitahukan kepada masyarakat pembaca.
Bagaimana Meresensi Buku Novel?
Untuk meresensi novel terlebih dahulu kita harus memahami unsur-unsur pembangun novel. Unsur pembangun novel tersebut antara lain sebagai berikut: latar, perwatakan, cerita, alur, dan tema. Latar biasanya mencakup lingkungan geografis, dimana cerita tersebut berlangsung. Latar juga dapat dikaitkan dengan segi sosial, sejarah, bahkan lingkungan politik dan waktu. Perwatakan artinya gambaran perilaku tokoh yang terdapat dalam novel. Pembaca harus dapat menafsirkan perwatakan seorang tokoh. Cara penggambaran watak ini biasanya bermacam-macam. Ada penggambaran watak secara deskriptif dan ada pula secara ilustratif. Cerita novel bisa meliputi peristiwa secara fisik—seperti perampokan, pembunuhan, dan kematian mendadak, namun juga peristiwa kejiwaan yang biasanya berupa konflik batiniah pelaku. Alur berkenaan dengan kronologis peristiwa yang disampaikan pengarang. Sedangkan tema merupakan kesimpulan dari seluruh analisis fakta-fakta dalam cerita yang sudah dicerna.
Sebelum menulis resensi perlu memahami terlebih dahulu langkah-langkah yang harus ditempuh. Berkenaan dengan itu Samad (1997 : 6-7) memberikan langkah-langkah tersebut sebagai berikut:
a) Penjajakan atau pengelanaan terhadap buku yang akan diresensi;
b) Membaca buku yang akan diresensi secara konprehensif, cermat, dan teliti.
c) Menandai bagian-bagian buku yang diperhatikan secara khusus dan menentukan bagian-bagian yang dikutif untuk dijadikan data;
d) Membuat sinopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi;
e) Menentukan sikap dan menilai hal-hal yang berkenaan dengan organisasi penulisan, bobot ide, aspek bahasanya, dan aspek teknisnya;
Mengoreksi dan merevisi hasil resensi atas dasar kriteria yang kita tentukan sebelumnya. Berbagai buku paket mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia juga menganjurkan langkah-langkah menulis resensi novel. Buku Berbahasa dan Sastra Indonesia yang ditulis Syamsudin (2004 : 81) menyarankan langkah-langkah menulis resensi novel sebagai berikut:
a) Tuliskan identitas buku pada awal tulisan;
b) Kemukakan sinopsis atau ringkasan novel tersebut;
c) Kemukakan pembahasan novel tersebut dilihat dari unsur-unsur pembentuknya. Tunjukkan kelebihan dan kekurangan novel tersebut disertai bukti berupa kutipan-kutipan;
d) Bagian akhir diisi dengan simpulan, apakah novel itu cukup baik untuk dibaca serta siapa yang layak membaca novel tersebut.
Pendapat yang lebih ringkas tentang langkah menulis resensi novel dikemukakan dalam buku paket lain yang ditulis Permadi (2005 : 233) sebagai berikut:
a) Pilihlah novel yang baru diterbitkan, biasanya 3 tahun terakhir;
b) Kemukakan identitas buku novel secara singkat berkenaan dengan pengarang, tahun terbit, dan jumlah halaman, serta katalog;
c) Kemukakan garis besar novel secara ringkat, kelebihan dan kekurangannya.
Pendapat lain tentang langkah menulis resensi dikemukakan oleh Raharjo (2004 : 54) sebagai berikut:
a) Membaca contoh-contoh resensi;
b) Menentukan buku yang akan diresensi;
c) Membaca buku yang akan diresensi secara teliti;
d) Mencatat hal-hal yang menarik dan yang tidak menarik dari buku yang akan diresensi;
e) Berlatih menyusun resensi.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas penulis melihat banyak persamaan tentang langkah-langkah penulisan resensi. Jika semua pendapat tersebut digabungkan maka secara garis besar langkah menulis resensi terbagi atas tiga tahapan. Tahapan menulis resensi adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan meliputi: (a) Membaca contoh-contoh resensi; dan (b) Menentukan buku yang akan diresensi.
2. Tahap Pengumpulan data: (a) Membaca buku yang akan diresensi; (b) Menandai bagian-bagian yang akan dijadikan kutipan sebagai data; (c) Menuliskan data-data penulisan resensi.
3. Tahap penulisan meliputi: (a) Menuliskan identisa buku; (b) Mengemukakan sinopsis novel; (c) Mengemukakan kelebihan dan kekurang-an buku novel; (d) Mengemukakan sasaran pembaca; dan (e) Mengoreksi dan memperbaiki resensi berdasarkan susunan kalimatnya, kohesi dan koherensi karangan, diksi, ejaan dan tanda bacanya.


55. Apa yang dimaksud karangan atau artikel fiksi?
Karangan atau artikel fiksi adalah karangan yang semata-mata hasil oleh pikir yang sipatnya khayalan dan angan-angan belaka.
56. Apa yang disebuat karangan ilmiah?
Karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengatahun yang menyajikan fakta umum dan menurut metodologi panulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya.
57. Apa yang dimaksud karangan non-ilmiah?
Karangan non-ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar,


topiknya dan cara penyajianya juga berfariasi, tapi isinya tidak didukung dengan fakta umum. Datanya dihasilkan bukan dari riset langsung melainkan hasil dari kesimpulan wawancara, atau bentuk lain.
58. Apa yang dimaksud karangan ilmiah populer?
Karangan ilmiah populer adalah karangan tentang kehidupan sehari-hari yang ditulis berdasarkan metoda ilmiah hingga mudah dipahami oleh rata-rata pembaca.
59. Apa yang dimaksud naskah?
Naskah adalah karya asli seseorang yang hendak diterbitkan dalam surat kabar dan majalah atau dibukukan. Adakalanya dibacakan di media elektronik terutama dalam film dokumenter.
60. Apa yang dimaksud naskah jadi dan naskah kotor?
Naskah jadi adalah bahan berita yang tidak perlu diubah lagi, berasal dari badan/lembaga pers atau bedan publisitas. Adapun naskah kotor adalah naskah yang banyak kesalahan, disitu banyak sekali tanda kereksi masih perlu diadakan revisi (ditulis ulang).
61. Apa pengertian artikel?
Artikel adalah segala jenis tulisan atau karangan yang terbit atau akan diterbitkan di surat kabar atau majalah. Bisa juga yang ditayangkan atau dibacakan di media elektronik.
62. Sebagai salah satu karya ilmiah yang diterbitkan di media massa, pembuatan artikel memerlukan syarat-syarat khusus, mohon dijelaskan?
Artikel adalah salah satu karya ilmiah yang memiliki ciri-ciri atau memerlukan syarat-syarat khusus dalam pembuatannya sebagai berikut :
1. Lugas, yaitu penulisan langsung menuju persoalan.
2. Logis, yaitu segala keterangan yang dipaparkan, memiliki dasar dan alasan yang logis (masuk akal) dan dapat diuji kebenarannya.
3. Tuntas, yaitu masalah dikupas secara mendalam.
4. Obyektif, yaitu keterangan yang disajikan sesuai dengan data dan fakta yang ada.
5. Cermat, yaitu berusaha menghindari berbagai kekeliruan walau sekecil apapun.
6. Jelas dan padat, yaitu keterangan yang dikemukakan dapat dipahami pembaca dan tidak bertele-tele.
7. Tidak melibatkan emosi berlebihan, seperti rasa haru, marah, benci atau kagum yang diungkapkan secara berlebihan.
8. Terbuka dan tidak egois, yaitu menerima kemungkinan pendapat baru dan tidak merasa diri paling benar.
9. Memperhatikan bahasa baku dan mengikuti kaidah tanda baca yang diakui.
63. Apa yang dimaksud ide?
Ide adalah sesuatu yang muncul dalam pikiran secara spontanitas. Ide ini muncul biasanya jika pikian kita menangkap sesuatu yang menurut pikiran kita cukup menarik. Ide muncul tidak kenal tempat dan waktu, artinya kapan saja dan dimana saja, ide bisa muncul. Untuk itu seorang panulis semestinya selalu membawa alat tulis sehingga manakala ide muncul ia bisa langsung menuliskannya.
64. Apa pengertian topik?
Topik adalah berasal dari bahasa Yunani “topoi” yang berarti tempat, dalam tulis menulis bebarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan suatu artikel.
65. Apakan ada cara khusus untuk memunculkan ide?
Sekalipun ide itu muncul spontanitas, namun bukan berarti tidak bisa diusahakan kemunculannya. Datangnya ide bisa kita munculkan umpamanya dengan sering membaca. Seorang panulis mutlak harus membiasakan hal itu, biasanya ketika tengah membaca buku, secara tiba-tiba muncul itu untuk membahas sesuatu. Bisa juga dengan banyak aktivitas organisasi. Dalam aktivitas organiassi biasanya berinteraksi dengan banyak orang, bisa bincang-bincang atau tukar pendapat. Dari bincang-bincang ini terkadang muncul ide untuk membahas suatu masalah. Cara lain umpamanya dengan manonton acara televisi, mendengar radio, atau dengan berjalan-jalan.
66. Apa yang disebut tema itu?
Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu. Menentukan tema berarti menentukan apa masalah sebenarmya yang akan ditulis atau diuraikan oleh penulis.
67. Apa pengertian kerangka karangan?
Kerangka karangan adalah suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas; susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan. kerangka karangan; rencana penulisan, dibuat untuk mempermudah penulisan agar tidak keluar dari tema atau topik yang dituju. Pembuatan kerangka karangan penting agar tulisan atau artikel tidak kaku atau agar penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya. Terutama bagi penulis pemula, pembuatan kerangka karangan ini sangat dianjurkan. Adapun penulis profesional yang telah terbiasa menulis artikel, nampaknya tidak terlalu memerlukan kerangka karangan yang mendetail, cukup garis besar atau pokok-pokok yang akan ditulis
68. Apa manpaat dibuatnya kerangka karangan?
Manpaat kerangka karangan adalah untuk menyusun tulisan agar tertulis secara teratur, mempermudah pembahasan dan menghindari penulisan ke luar dari sasaran pembahasan, memudahkan penulis menciptakan klimak yang berbeda-beda, menghindari penggarapan sebuat topik sampai dua kali atau lebih, memudahkan penulis untuk mencari materi pembantu. Sehingga dengan adanya kerangka karangan, seorang penulis bisa langsung menyusun tulisan dengan butir-butir bahasan yang telah tercantum dalam kerangka karangan itu.
69. Apa saja syarat-syarat kerangka karangan yang baik?
kerangka karangan yang baik memiliki syarat-syarat :
1. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.
2. Tiap unit dalam kerangka karangan hanya mengandung satu gagasan.
3. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis.
4. Harus menggunakan pasangan simbol yang konsisten.
70. Apa pengertian judul itu?
Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersipat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan.
71. Apa kiat agar cepat bisa membuat judul?
Resep agar seorang penulis pemula cepat mahir dalam membuat judul, hendaknya sering mengamati judul - judul artikel orang lain yang sudah terbit di media massa. Hal itu penting, karena membuat judul yang benar, padat dan menarik, tidaklah mudah. Terlebih lagi setiap media cetak berbeda dalam menerbitkan suatu judul. Namun pada intinya, Judul hendaknya singkat padat, Menarik dan menggambarkan isi bahasan.
72. Apa saja syarat-syarat pembuatan judul?
Judul dalam pembuatannya menuntut syarat-syarat :
1. Harus relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut.
2. Harus provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan.
3. Harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangklaian kata yang singkat. Usahakan judul tidak lebih dari lima kata. Jika pengarang tidak dapat menghindakna dari judul yang panjang (terpaksa), maka dapat menemouh jalan keluar dengan menciptakan judul utama yang singkat, tetapi judul tambahan yang panjang.
73. Apa yang dimaksud judul langsung dan judul tak langsung?
Judul langsung adalah judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubungannya dengan bagian utama berita nampak jelas. Sedangkan judul tak langsung adalah judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita, tapi tetap menjiwai seluruh isi karangan atau berita.
74. Apa fungsi judul itu?
Judul memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Merupakan identitas/cermin dari jiwa seluruh karya tulis
2. Temanya menjelaskan diri dan menarik sehingga mengundang orang untuk membacanya atau untuk mempelajari isinya.
3. Merupakan gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan rung lingkupnya.
4. Relevan dengan isi seluruh naskah, masalah maksud, dan tujunnya.
75. Apa yang dimaksud dengan lead atau teras berita?
Lead adalah pendahuluan karangan atau pendahuluan artikel (tajuk) lazimnya ditempatkan pada paragraf pertama atau paragraf pertama dan kedua. Penulisan lead dalam artikel harus hangat, menggugah pembaca untuk mengetahui isi bahasan dan menggambarkan keadaan yang membutuhkan pembahasan dan pemecahan. Khusus untuk lead artikel Agama (Islam), bisa berupa kutipan ayat suci Al-Qur’an, sabda Rasul SAW, nasihat para sahabat Nabi Muhammad SAW, pendapat atau nasihat ulama dan kata-kata hikmah. Semuanya ditempatkan pada paragraf awal.
76. Bagaimana syarat lead untuk berita?
Adapun lead berita adalah teras berita bagian penting suatu berita atau artikel yang harus mencakup formula 5W + 1H (What/apa, Who/siapa, Were/di mana, Why/mengapa, When/kapan, How/bagaimana). Beberapa cara dalam penulisan teras berita atau lead :
1. Mencerminkan pokok berita
2. Tidak lebih dari 30 perkataan
3. Mudah dipahami, singkat, satu gagasan dalam satu kalimat tidak memusatkan sekaligus 5W + iH (salah satu)
4. Penambah keterangan ditempatkan pada badan berita
5. Mengutamakan unsur APA
6. Unsur SIAPA dalam teras berita harus seorang tokoh
7. Unsur waktu (WHEN) digunakan pada permulaan berita bila perlu
8. Urutan berita sebaiknya TEMPAT baru disusul oleh unsur waktu
9. Unsur BAGAIMANA dan MENGAPA diuraikan dalam badan berita
10. Dapat dimulai dengan kutipan pernyataan seorang tokoh
77. Apa pengertian tajuk rencana dan maksud penulisannya?
Tajuk rencana adalah karangan pokok suatu surat kabar; mahkota atau induk karangan surat kabat yang lazimnya membawakan pendpat surat kabat itu. Sebagian penulis berpendapat bahwa tajur rencana adalah : pernyataan mengenai fakta dan opini secara singkat, logis, menarik ditinjau dari segi penulisan dan bertujuan untuk mempengaruhi pendapat, atau memberikan interpretasi terhadap suatu berita yang menonjol. Secara terperinsi, maksud penulisan tajuk rencana adalah :
1. Menjelaskan berita, yaitu surat kabar tersebut bebas memberikan interpretasi untuk menjelaskan suatu berita kepada masyarakat
2. Mengisi latar belakang, yaitu mengarahkan pada berita-berita yang berkaitan dengan kenyataan-kenyataan sosial
3. Meramalkan masa depan, penulis tajuk rencata meramalkan apa yang akan terjadi masa mendatang dengan latar belakang kejadian yang tengah terjadi
4. Merumuskan suatu penelitian sosial, yaitu penulis tajuk rencana memberikan penilaian atau argumentasi terhadap suatu kejadian, berita atau peristiwa tertentu yang tengah terjadi.
78. Apa yang dimaksud dengan wawancara/interview?
Wawancara adalah tekhnik mendapatkan keterangan dengan mengajukan serangkain pertanyaan untuk bahan berita.
79. Macam-macam wawancara terbagi berapa bagian jika ditinjau segi kepentingan penulis atau wartawan?
Jika ditinjau segi kepentingan penuli, ada tiga macam wawancara :
1. Wawancara untuk minta keterangan (information interview).
2. Wawancara untuk minta pemikiran atau pertimbangan (opinion interview).
3. Wawancara untuk membuat/menyusun cerita (feature interview).
80. Apa pengertian feature?
adalah karangan khas (karkhas) berupa cerita (bukan fiksi) yang ditulis dengan cara yang meyenangkan/mengenakan pembaca; Tekhnis penulisannya tidak perlu mengikuti jalur yang disayaratkan dalam penulisan berita; karangan lengkap nonfiksi bukan berita lempang dalam media massa yang tidak tentu panjangnya, dipaparkan secara hidup sebagai pengungkapan daya kreatifitas kadang-kadang dengan sentuhan sunyektivitas pengarang terhadap peristiwa, situasi, aspek kehidupan, dengan tekan pada daya pikat manusiawi untuk mencapai tujuan memberitahu, menghibur, mendidik, dan meyakinkan pembaca. Tulisan seperti ini lebih menitik beratkan pada minat manusiawi (human inters).
81. Mohon dijelaskan janis-jenis feature !
Jenis-Jenis featur terbagi menjadi 6 bagian, yaitu :
1. Feature berita, berisi feature yang lucu, ganjil, dan menarik hati.
2. Feature rasa manusia, berisi feature yang mengupas tentang sipat-sipat manusia atau prikehidupan manusia.
3. Feature sejarah, berisi hal-hal yang berhubungan dengan sejarah misalnya tentang Borobudur, museum, dan lain-lain.
4. Feature perjalanan, yaitu feature berisi kisah perjalanan.
5. Feature yang memberi penjelasan, berisi petunjuk cara membuat sesuatu barang atau cara menggunakan sesuatu.
6. Feature ilmu pengetahuan, berisi uraian hasil penelitian ilmiah.
82. Apa pengetian resensi atau timbangan buku itu?
Resensi berasal dari bahasa Belanda “recencie” atau berasal dari bahasa Yunani “recensere” yang berarti memberi penilaian. Dalam bahasa Inggris digunakan istilah “review”. resensi dimaksudkan adalah timbangan buku, pendapat atau pertimbangan mengenai kwalitas suatu buku, dalam surat kabar biasanya dikerjakan oleh penulis ahli atau penulis biasa.
83. Apa pengertian kolom?
Kolom berasal dari bahasa Inggris “columns”, jenis artikel khas, unik dan lebih memiliki daya tarik, bersipat personal dalam arti lebih akomodatif dalam memberikan keleluasaan terhadap visi otonomi dan kreatifitas penulisnya, biasanya menyoroti satu masalah tertentu dengan gaya berfikir dan berbahasa paling merdeka sesuai dengan visi dan kemampuan penulisnya. Penulis kolom atau seorang penulis yang menyumbangkan artikel kepada suatu surat kabar atau majalah secara tetap disebut kolumnis.
84. Apa yang dimaksud pemenggalan kata?
Pemenggalan kata adalah pemisahan suku kata di ahir baris karena ada batasan margin, suku kata yang terpotong ditulis dibaris berikutnya. pemenggalan ini tidak berlaku bagi hurup diftong
85. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam Pengetikan artikel?
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengetikan :
a. Gunakan kertas HVS ukuran kwarto atau folio yang bersih dan rapih (tidak ringsek). Batas margin atau kertas yang dikosongkan disisi kiri cukup 2,5 cm, sedang untuk sisi kanan cukup 2 cm. Margin atas dan bawah, cukup masing - masing 3 cm (dalam hal ini tidak ada ketentuan yang baku).
b. Keras tidak boleh digunakan timbal balik, cukup sebalik saja.
c. Pengetikan harus rapi dan tidak terlalu banyak menggunakan tipp ex cair. Kesalahan satu, dua atau tiga huruf, gunakan tipp ex kertas. Kalau kelihatan banyak kesalahan tik, sebaiknya mengganti kertas.
d. Hindari berbagai kesalahan pengetikan sekalipun satu atau dua hurup. hal ini mengurangi kepercayaan editor. Lihat ciri-ciri artikel.
e. Judul boleh diletakkan di tengah antara margin kanan dan margin kiri atau dipinggir pada margin kiri berjarak 4 cm dari sisi kertas bagian atas. Diketik dengan huruf kapital seluruhnya atau hurup kapital awal katanya saja. Boleh digarisbawahi atau tidak.
f. Nama penulis diletakan di bawah judul.
g. Kata pertama dari paragraf awal ditulis dengan hurup kapital seluruhnya. Hal ini kebiasaan hampir seluruh media.
h. Nomor halaman diletakan di bawah halaman boleh di tengah atau disisi kanan kertas.
i. Cantumkan Identitas penulis diakhir bahasan dan (jangan lupa) tulis alamat yang jelas.
86. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan sehubugan dengan pengirmna artikel?
Hal-hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan pengiriman artikel adalah :
a. Jumlah halaman disesuaikan dengan permintaan atau persyaratan dari redaksi, biasanya 3 -6 halaman.
b. Sebelum dimasukkan keamplop, lembaran artikel disusun rapi sesuai urutan nomor halaman dan dijepit pada samping kiri atas.
e. Sebagian media tertentu mengharuskan penulis melapirkan foto copy indentitas diri (KTP, Karti Mahasiswa, Kartu Pelajar atau SIM). Untuk itu lampirkan sesuai peryaratan redaksi.
d. Pada sampul (amplop) muka, tulis alamat redaksi yang dituju dengan lengkap dan jelas. Cantumkan di sisi kiri atas rubrik yang dituju.
e. Pada sampul belakang tulis alamat penulis dengan lengkap.
87. Setiap media selalu memberikan honorarium atau uang jasa, bernarkah?
Honorarium berarti imbalan diberikan kepada seorang penulis yang naskahnya dimuat dalam penerbitan pers atau penerbitan lainnya. Idealnya memang seharusnya begitu, namun ada media tertentu yang tidak memberikan honorarioum atau honor penulis harus diambil sendiri ke kantor redaksi. Namun media yang memberikan honor langsung via wesel pos sangat banyak.
88. Bagaimana agar honorarium itu sampai ke tangan penulis?
Agar honorarium sampai ketangan penulis, maka jangan lupa selalu mencantumkan nama dan alamat jelas di lembar ahir artikel dan pada amplop. Banyak honor yang tidak bisa dikirim karena penulis tidak mencantumkan alamat atau tidak mencantumkannya dengan lengkap.


Penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Itu sebabnya, jika Anda tertarik untuk terjun ke dunia kepenulisan, syarat utamanya adalah harus merajinkan dan membiasakan diri untuk membaca. Membaca apa saja yang bisa dibaca. Insya Allah, dengan banyak membaca akan sangat menumpuk ide yang bisa dijadikan sebagai bahan tulisan. Khusus dalam pembahasan ini (dan yang paling sering ditulis) adalah menulis artikel.
Bentuk surat
ada beberapa bentuk surat yang perlu diketahui dalam persiapan membuat surat antara lain:
- bentuk surat resmi
- bentuk surat lekuk
- bentuk surat balok
- bentuk surat setengah balok
- bentuk surat campuran
- block style
- full block style
hal- hal yang harus diperhatikan dalam surat- menyurat
1. pengirim surat, yaitu orang atau lembaga yang menyampaikan pesan lewat surat.
2. penerima surat, yaitu orang atau lembaga sasaran yang dikirimi surat.
3. pesan, yaitu surat berupa informasi gagasan atau perasaan pengirimnya.
4. saluran, yaitu surat itu sendiri yanng memuat pesan yang doformulasikan dalam ragam bahasa tulis dan disajikan dalam format surat yang sesuai dengan keperluan.

menggunakan mesin ketik biasa dan menggunakan tulisan tangan. Namun hal ini bergantung dari kebutuhan dan tujuan dari surat itu sendiri.
Perihal Ringkasan



1. Pengertian Ringkasan

Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli, sedangkan perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proporsional tetap di pertahankan dalam bentuknya yang singkat atau suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk yang singkat. Kata précis berarti memotong atau memangkas.

2. Teknik Membuat Ringkasan
a. Membaca naskah asli
b. Kalau perlu diulang beberapa kali untuk mengetahui kesan umum tantang karangan itu secara menyeluruh. Penulis perlu juga mengetahui maksud pengarang dan sudut pandang pengarang.
c. Mencatat gagasan utama
d. Pencatatan itu dilakukan dengan tujuan. Pertama, untuk tujuan pengamanan agar memudahkan penulis pada waktu meneliti kembali apakah pokok-pokok yang dicatat itu penting atau tidak; kedua, catatan ini juga akan menjadi dasar bagi pengolahan selanjutnya. Tujuan terpenting dari pencatatan ini adalah agar tanpa ikatan teks asli, penulis mulai menulis kembali untuk menyusun kembali untuk menyusun sebuah ringkasan dengan mempergunakan pokok-pokok yang telah dicatat.
e. Mengadakan reproduksi
f. hal yang harus diperhatikan bahwa dengan catatan tadi, ia harus menyusun suatu wacana yang jelas dan dapat diterima akal sehat, dan sekaligus menggambarkan kembali isi dari karangan aslinya.
g. Ketentuan tambahan
h. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar ringkasan itu diterima sebagai suatu tulisan yang baik. => A). Sebaiknya dalam menyusun ringkasan dipergunakan kalimat tunggal dari pada kalimat majemuk. Kalimat majemuk menunjukan bahwa ada dua gagasan atau lebih yang bersifat paralel. Bila kalimat majemuk telitilah kembali apakah tidak mungkin dijadikan kalimat tunggal. => B). Bila mungkin ringkaslah kalimat menjadi frasa, frasa menjadi kata. Begitu pula rangkaian gagasan yang panjang hendaknya diganti dengan suatu gagasan sentral saja. => C). Jumlah alinea tergantung dari besarnya ringkasan dan jumlah topik utama yang akan dimasukkan dalam ringkasan. Alinea yang mengandung ilustrasi, contoh, deskripsi, dan sebagainya dapat dihilangkan, kecuali yang dianggap penting. => D). Bila mungkin semua keterangan atau kata sifat dibuang. Kadang-kadang sebuah kata sifat atau keterangan masih dipertahankan untuk menjelaskan gagasan umum yang tersirat dalam rangkaian keterangan, atau rangkaian kata sifat yang terdapat dalam naskah.



3. Manfaat Membuat Ringkasan
1. ringkasan dapat dijadikan sarana latihan berfikir secara tersruktur atau sistematis
2. ringkasan dapat dijadikan sarana unutk melatih kepekaan terhadap cara berpikir orang lain.
3. ringkasan dapat mempermudah seseorang memahami suatu bacaan.
4. ringkasan dapat menghemat berbagai aspek (waktu, pemikiran dan lain-lain.)
5. ringkasann dapat membangkitkan minat baca dan latihan unutk terampil membaca.








Perihal Resensi







A. Pengertian Resensi
Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya, baik itu buku, novel, majalah, komik, film, kaset, CD, VCD, maupun DVD. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
Yang akan kita bahas pada buku ini adalah resensi buku. Resensi buku adalah ulasan sebuah buku yang di dalamnya terdapat data-data buku, sinopsis buku, bahasan buku, atau kritikan terhadap buku.
Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere. Artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. Tiga istilah itu mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas buku. Tindakan meresensi dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau mengkritik buku. Dengan pengertian yang cukup luas itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas.
Ada yang berpendapat bahwa minimal ada tiga jenis resensi buku.
1. Informatif, maksudnya, isi dari resensi hanya secara singkat dan umum dalam menyampaikan keseluruhan isi buku.
2. Deskriptif, maksudnya, ulasan bersifat detail pada tiap bagian/bab.
3. Kritis, maksudnya, resensi berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.
Namun, ketiga jenis resensi di atas tidak baku. Bisa jadi resensi jenis informatif namun memuat analisa deskripsi dan kritis. Alhasil, ketiganya bisa diterapkan bersamaan.
B. Unsur-unsur Resensi
Daniel Samad (1997: 7-8) menyebutkan unsur-unsur resensi adalah sebagai berikut:
1. Membuat judul resensi
Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti tulisan, tidakharus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah resensi selesai. Yang perlu diingat, judul resensi selaras dengan keseluruhan isi resensi.
2. Menyusun data buku
Data buku biasanya disusun sebagai berikut:
a. judul buku (Apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan. Kalau demikian, tuliskan judul aslinya.);
b. pengarang (Kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera pada buku.);
c. penerbit;
d. tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa);
e. tebal buku;
f. harga buku (jika diperlukan).
3. Membuat pembukaan
Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut ini:
a. memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi apa saja yang diperoleh;
b. membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendiri maupun oleh pengarang lain;
c. memaparkan kekhasan atau sosok pengarang;
d. memaparkan keunikan buku;
e. merumuskan tema buku;
f. mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku;
g. mengungkapkan kesan terhadap buku;
h. memperkenalkan penerbit;
i. mengajukan pertanyaan;
j. membuka dialog.
4. Tubuh atau isi pernyataan resensi buku
Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal di bawah ini:
a. sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis;
b. ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya;
c. keunggulan buku;
d. kelemahan buku;
e. rumusan kerangka buku;
f. tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit);
g. adanya kesalahan cetak.
5. Penutup resensi buku
Bagian penutup, biasnya berisi buku itu penting untuk siapa dan mengapa.
Sebagaimana menulis jenis karangan lainnya, menulis resensi juga memiliki tujuan. Gorys Keraf mengemukakan tujuan menulis resensi sebagai berikut: ”…menyampaikan kepada pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya sastra patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak?” (Keraf, 2001 : 274). Lebih jauh Daniel Samad (1997 : 2) mengemukakan tujuan penulisan resensi yang meliputi lima tujuan antara lain:
a) Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif tentang apa yang tampak dan terungkap dalam sebuah buku.
b) Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problema yang muncul dalam sebuah buku.
c) Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah sebuah buku pantas mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
d) Menjawab pertanyaan yang timbul jika seseorang melihat buku yang baru terbit seperti: siapa pengarangnya, mengapa ia menulis buku itu, bagaimana hubungannya dengan buku-buku sejenis karya pengarang yang sama, dan bagaimana hubungannya dengan buku sejenis karya pengarang lain?
Menulis sebuah resensi tidaklah mudah. Untuk melakukan kegiatan ini diperlukan beberapa persyaratan seorang penulis. Menurut Brotowojoyo (1985, 125), ada tiga syarat utama seorang penulis agar mampu menulis resensi antara lain:
a) Penulis harus memiliki pengetahuan dalam bidangnya. Artinya, jika seorang penulis akan meresensi sebuah buku novel, maka ia harus memiliki pengetahuan tentang teori novel dan perkembangannya. Hal ini diperlukan agar penulis dapat memberikan perbandingan terhadap karya lain yang sejenis. Kepekaan analisis juga sangat dipengaruhi unsur tersebut.
b) Penulis harus memiliki kemampuan analisis. Sebuah buku novel terdiri atas unsur internal dan eksternal. Seorang penulis resensi harus mampu menggali unsur-unsur tersebut. Unsur tersebut dianalisis untuk dinilai kelayakannya. Kemampuan analisis ini akan mengantarkan penulis kepada kemampuan menilai apakah sebuah buku layak dibaca masyarakat atau tidak.
c) Seorang penulis juga dituntut memiliki pengetahuan dalam acuan yang sebanding. Artinya, penulis akan membandingkan sebuah karya dengan karya lain yang sejenis. Dengan demikian ia akan mampu menemukan kelemahan dan kekurangan sebuah karya.
Sistematika Resensi
Sistematika resensi atau bagian-bagian resensi dikenal juga dengan istilah unsur resensi. Unsur yang membangun sebuah resensi menurut Samad (1997 : 7-8) adalah sebagai berikut: (1) judul resensi; (2) data buku; (3) pembukaan; (4) tubuh resensi; dan (5) penutup. Penjelasan tentang bagian-bagian tersebut penulis kemukakan berikut ini.
a) Judul Resensi
Judul resensi harus menggambarkan isi resensi. Penulisan judul resensi harus jelas, singkat, dan tidak menimbulkan kesalahan penafsiran. Judul resensi juga harus menarik sehingga menimbulkan minat membaca bagi calon pembaca. Sebab awal keinginan membaca seseorang didahului dengan melihat judul tulisan. Jika judulnya menarik maka orang akan membaca tulisannya. Sebaliknya, jika judul tidak menarik maka tidak akan dibaca. Namun perlu diingat bahwa judul yang menarik pun harus sesuai dengan isinya. Artinya, jangan sampai hanya menulis judulnya saja yang menarik, sedangkan isi tulisannya tidak sesuai, maka tentu saja hal ini akan mengecewakan pembaca.
b) Data Buku
Secara umum ada dua cara penulisan data buku yang biasa ditemukan dalam penulisan resensi di media cetak antara lain:
a. Judul buku, pengarang (editor, penyunting, penerjemah, atau kata pengantar), penerbit, tahun terbit, tebal buku, dan harga buku.
b. Pengarang (editor, penyunting, penerjemah, atau kata pengantar, penerbit, tahun terbit, tebal buku, dan harga buku.
c) Pendahuluan
Bagian pendahuluan dapat dimulai dengan memaparkan tentang pengarang buku, seperti namanya, atau prestasinya. Ada juga resensi novel yang pada bagian pendahuluan ini memperkenalkan secara garis besar apa isi buku novel tersebut. Dapat pula diberikan berupa sinopsis novel tersebut.
d) Tubuh Resensi
Pada bagian tubuh resensi ini penulis resensi (peresensi) boleh mengawali dengan sinopsis novel. Biasanya yang dikemukakan pokok isi novel secara ringkas. Tujuan penulisan sinopsis pada bagian ini adalah untuk memberi gambaran secara global tentang apa yang ingin disampaikan dalam tubuh resensi. Jika sinopsisnya telah diperkenalkan peresensi selanjutnya mengemukakan kelebihan dan kekurangan isi novel tersebut ditinjau dari berbagai sudut pandang—tergantung kepada kepekaan peresensi.
e) Penutup
Bagian akhir resensi biasanya diakhiri dengan sasaran yang dituju oleh buku itu. Kemudian diberikan penjelasan juga apakah memang buku itu cocok dibaca oleh sasaran yang ingin dituju oleh pengarang atau tidak. Berikan pula alasan-alasan yang logis.




































Perihal Artikel


1. Pengertian Artikel
Artikel sendiri bisa berarti karya tulis seperti berita atau esai. Esai adalah karangan prosa (bukan menggunakan kaidah puisi) yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Itu sebabnya, artikel di media massa itu bertaburan data-data teknis, tapi lebih ke arah pemaparan sepintas lalu dan itu murni pendapat pribadi penulisnya setelah membaca pendapat lain dari begitu banyak karya yang telah dibacanya.
2. Teknik Menulis Artikel
a.Memilih topik
Memilih topik sebenarnya tidaklah terlalu sulit. Hanya saja, bagi penulis pemula memilih topik sama beratnya dengan membuat judul atau isi tulisan. Padahal, tema atau topik yang bisa diangkat menjadi tulisan begitu banyak dan mudah kita dapatnya. Coba cari yang dekat dengan kita deh. Tanya teman kanan-kiri, nguping dari sana-sini. Atau bisa juga baca koran pagi ini, cari berita yang menarik. Setelah dapat, Anda bisa menulis ulang dengan sudut pandang Anda. Misalnya, judul berita yang Anda ambil adalah perilaku seks bebas remaja. Setelah baca berita itu, dari mulai fakta dan arahnya ke mana, Anda bisa bikin ulang dengan pengembangan yang Anda suka, dengan cara Anda sendiri. Anggap saja misalnya Anda sebagai wartawan yang menyelidiki kasus itu. Andi bisa ubah dengan versi baru tentang penyelidikan kasus seks bebas di kalangan remaja. Sebagai latihan aja kan? Mungkin kok. Coba deh!
Meski demikian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih topik:
1) Cari yang sedang menjadi tren.
2) Atau bisa juga kita menciptakan tren.
3) Pilih yang dekat dengan kebanyakan sasaran pembaca kita.
4) Hindari topik yang tidak kita kuasai atau menimbulkan polemik yang tak perlu.
5) Biasakan berlatih mengikuti peristiwa yang berkembang untuk bahan tulisan.
b. Membuat kerangka tulisan
Ada baiknya memang membuat kerangka tulisan. Dalam bahasa kerennya, Anda perlu membuat outline. Alasannya, kerangka tulisan berguna untuk membatasi apa yang harus kita tulis. Ibarat Pak Tani yang akan menggarap sawah, ia harus menentukan batas garapannya. Supaya tak melebar kemana-mana, apalagi sampe ngambil jatah orang.
Dengan membuat kerangka tulisan, kita akan mudah untuk menentukan maksud dan arah tulisan. Bahkan kita juga bisa berhemat dengan kata-kata, termasuk pandai memilih kosa kata yang pas untuk alur tulisan kita. Beberapa panduan untuk membuat kerangka tulisan:
1) Paparkan fakta-fakta seputar tema yang akan kita bahas.
2) Lakukan penilaian atas fakta-fakta itu. Sudut pandang rasional dan syariat.
3) Kumpulkan bahan-bahan pendukung argumentasi kita.
4) Kesimpulan.
c. Menabung kosa kata
Untuk menjadi penulis, bolehlah kita mencoba untuk menabung kosa kata. Mengumpulkan setiap hari lima saja. Maka dalam sebulan kita punya tabungan kosa kata sekitar 150 buah. Banyak bukan? Kosa kata itu cukup untuk memoles tulisan yang kita buat. Sebab, menulis adalah keterampilan mengolah data-data dalam suatu rangkaian kata. Ibarat kita mau membangun rumah, batu-bata sudah siap, semen dan pasir udah banyak, batu untuk pondasi udah menumpuk. Begitupun dengan kayu, bambu, cat, keramik dan genteng, sampe yang pernik-pernik seperti paku dan instalasi listrik semua udah lengkap.
Perlu keahlian khusus tentunya untuk merangkai semua itu jadi sebuah rumah. Menata batu untuk pondasi, memasang batu-bata dan merekatkannya dengan campuran semen, kapur, dan pasir. Memasang kayu-kayu untuk jendela dan pintu. Tembok yang sudah jadi, perlu dilapisi dempul sebelum akhirnya dicat dengan warna kesukaan kita. Menyusun genteng untuk menutupi atap rumah kita. Sampe rumah itu jadi dan enak dipandang mata. Mengasyikan tentunya.
c.Buatlah judul yang menarik
Pembaca akan mudah tertarik untuk membaca sebuah tulisan, jika judulnya juga menarik. Anggap saja judul itu sebagai pancingan. Itu sebabnya, boleh dibilang membuat judul perlu ‘keterampilan’ khusus. Tapi jangan kaget dulu, kita bisa belajar untuk membuatnya. Hanya perlu waktu dan sedikit kerja keras dan kerja cerdas untuk terus berlatih. Yakin bisa deh.
Sebagai latihan awal, cobalah Anda sering membaca tulisan orang lain. Kalau Anda mau, coba baca majalah-majalah ibu kota yang oke mengolah kata dalam membuat judul (misalnya TEMPO, GATRA, GAMMA, dan KONTAN). Perhatikan judul-judul tulisannya. Makin banyak Anda membaca judul tulisan-tulisan tersebut, kian terasah imajinasi Anda untuk membuat judul yang menarik hasil kreasi Anda sendiri. Terus terang saya juga banyak menggali ide untuk membuat judul dari majalah-majalah tersebut (selain banyak juga dari buku-buku dan majalah lainnya).
Untuk jenis tulisan yang ngepop, buatlah judul yang pendek. Paling tidak dua sampai empat kata. Jangan sampe panjang seperti rangkaian kereta api (ini cocoknya untuk skripsi). Sebab, jika judul yang kita buat panjang--padahal tulisan ngepop--membuat orang tak tertarik untuk membacanya. Mungkin akan dilewati aja tulisan Anda tersebut. Padahal, boleh jadi isinya sangat menarik.
Judul yang menarik, tidak saja membuat orang penasaran untuk membaca tulisan Anda, tapi juga menunjukkan kelihaian kamu dalam mengolah kata-kata.
d.Pastikan membuat subjudul
Subjudul amat menolong kita untuk menggolongkan dan membatasi pembahasan dalam sebuah tulisan jenis artikel dan berita. Pembaca pun dibuat mudah membaca alur tulisan yang kita rangkai. Sehingga mereka terus bertahan untuk mengikuti tulisan kita sampai habis. Mereka juga akan sangat terbantu memahami apa yang kita tulis. Itu sebabnya, sub-judul menjadi begitu penting dalam sebuah tulisan.
Subjudul dalam sebuah tulisan, juga berfungsi untuk menghilangkan kejenuhan dalam membaca. Kita juga jadi ada nafas baru untuk menyegarkan kembali tulisan yang akan kita buat. Jadi, berlatihlah untuk membagi alur dengan tanpa memenggal rangkaian dari inti tulisan kita. Itu sebabnya, membuat subjudul adalah solusi paling jitu untuk membagi alur.
e.Lead menggoda
Lead, alias teras berita adalah sebuah tulisan pembuka yang menjadi titik penting bagi pembaca. Lead yang menarik, sangat boleh jadi akan merangsang pembaca untuk terus membaca isi berita atau artikel yang kita buat. Jika lead-nya kurang menarik, pembaca akan mengucapkan “wassalam” saja. Mereka merasa cukup membaca sebatas judul, atau satu kalimat atau alinea di depan yang tak menarik itu. Jadi, perlu mendapat perhatian juga supaya tulisan yang kita buat mampu menggoda pembaca untuk melanjutkan bacaannya. Boleh dibilang selain judul, lead adalah jajanan yang ‘wajib’ memikat hati pembaca. Itu sebabnya, lead menjadi begitu penting, meski tidak pokok tentunya.





Perihal Surat-Menyurat

1.Pengertian Surat
Surat adalah alat komunikasi yang mempergunakan bahasa tulisan di atas selembar kertas yang sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia. Agar komunikasi berfungsi secara efektif, maka terdapat hal-hal yang harus kita perhatikan oleh penulisnya.
Di era moderen ini penulisan surat sebagian besar beralih menggunakan komputer karena dianggap penggunaannya lebih praktis dan rapi serta memiliki kelebihan dalam menyimpan arsip secara otomatis. Tapi ada juga sebagian orang yang masih menggunakan mesin ketik biasa dan menggunakan tulisan tangan. Namun hal ini bergantung dari kebutuhan dan tujuan dari surat itu sendiri.

2.fungsi surat
kelebihan lain dari surat adalah karena fungsinya sebagai berikut :
1. wakil pribadi, kelompok, atau suatu organusasi untuk berhadapan dengan pribadi, kelompok atau organisasi lai.
2. dasar atau pedoman untuk bekerja, misalnya surat keputusan dan surat tugas.
3. buku tertulis yang otentik hitam di atas putih yang memiliki kekuatan hukum atau yuridis, misalnya surat jual beli surat wakaf, atau pembagian warisan.
4. alat pengingat atau arsip jika sewaktu- waktu diperlukan serta
5. dokumen historis yang memiliki nilai kesejarahan, misalnya untuk menelusuri peristiwa penting masa lalu.


3. jenis- jenis surat
1. menurut kepentingan dan pengirimnya, surta dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. surat pribadi, yaitu surat yang dikirimkan seseoarang kepada orang lain atau suatu oarganisasi/instansi. kalau surat ini ditujukan kapada seseoranng separti kawan atau keluarga, maka format dan bahasa surat relatif lebih bebas. akan tetapi, bila surat itu ditujukan kepada pejabat atau organisasi/instansi seperti surat lamaran pekerjaan, ajuan kenaikan golongan, atau pengaduan, maka bentuk dan bahasa surat yang digunakan harus resmi.
b. surta dinas pemerintah, yaitu surat resmi yang digunakan instansi pemerintah untuk kepentingan adminiustrasi pemerintahan.
c. surta niaga, yaitu surat resmi yang dipergunakan oleh perusahaan atau badan usaha.
d. surta sosial, yaitu surat resmi yanng dipergunakan oleh organisasi kemasyarakatan yanng bersifat nirlaba ( nonprofit).
2. menuirut isinya, surat dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. surat pemberitahuan
b. surat keputusan.
c. surta perintah.
d. surat permintaan
e. surat panggilan
f. surat peringatan
g. suirat perjanjian
h. surat laporan
i. surat pengantar
j. surat penawaran
k. surat pemesanan
l. surat undangan dan
m. surat lamaran pekerjaan.
3. menurut sifatnya surat dapat diklasifikasikan sebagai berikkut :
a. surat biasa, artinya, isi surat dapat diketahui oleh oranng lain selain yangn dituju.
b. surat konfidensial ( terbatas), maksudnya, isi surat hanya boleh diketahui oleh kalangan tertentu yang terkait saja.
c. surat rahasia, yaitu surat yang isinya hanya boleh diketahui orang yang dituju saja.
4. berdaraskan banyaknya sasaran, surat dapat dikelompokkan menjadi surta biasa, surat edaran, dan surat pengumuman.
5. berdasarkan tingkat kepentingan penyelesainnya, surat terbagi atas surat biasa, surat kilat, dan surat kilat khusus.
6. berdasarkan wujudnya, surat terbagi atas surat bersampul, kartu pos, warkatpos, telegram, teleks atau faksimile, serta memo dan nota.
7. berdasarkan ruang lingkupo sasarannya, surat terbagi atas surat intern dan surat ekstern.

4.Persiapan Penulisan Surat
apabila Anda ingin menulis surat, maka yang harus dipersiapkan adalah ebagai berikut:
1.kertas surat
jenis kertas yang dipergunakan hendaknya sesuai dengan isi atau maksud surat:
a. kertas folio bergaris. umumnya digunakan untuk surat-surat yang tidak diketik alias ditulis tangan. seperti surat lamaran kerja, pribadi, teman, kenalan dan sebagainya.
b. kertas HVS. umumnya dipakai oleh suatu instansi pemerintahan atau untuk menulis surat resmi.
c. kertas quarto. umumnya digunakan oleh perusahaan yang sudah bonafid atau tergolong sudah mapan. kertas ini mempunyai kualitas yang lebih baik.
d. kertas surat yang umum dipakai untuk surat adalah kertas yang berwarna putih.
2. menyusun bagian-bagian selembas surat
penulisan sebuah surat yang baik tentunya mengandung bagian-bagian yang memenuhi persyaratan sebuah surat yang baik.tentu saja para penulis harus tahu terlebih dahulu jenis surat yang akan ditulis, apakah termasuk surat resmi, pribadi, atau niaga.dengan begitu akan memudahkan kita dalam menulis surat.
3. persiapan penguasaan cara menulis surat
langkah-langkah persiapan penulisan surat yang baik adalah sebagai berikut:
- mengetahui bentuk surat yang diiginkan.dimaksudkan agar penulis atau pengirim surat dapat menentukan pilihan kepada siapa surat itu hendak dikirimkan.
- memiliki pengetahuan tentang cara menyusun isi surat
- mengetahui sifat-sifat surat
- menguasai bahasa surat.
4. penulisan surat
jika anda menulis surat dengan menggunakan tangan hendaknyaperhatikanlah hal-hal berikut:
a. pilihlah tinta yang tidak mudah luntur dan cepat kering.
b. pakailah warna tinta yang sopan, jelas dan lazim.
jika suratnya diketik maka yang harus diperhatikan adalah:
a. jangan mempergunakan huruf mesin yang sudah kabur atau kurang jelas agar toidak terjadi salah kata.
b. atur spasi secukupnya. jangan terlalu rapat atau terlalu renggang.
c. pakailah pita hitam dan jangan yang merah.
d. pakailah merah hanya untuk hal-hal yang penting.
5. cara melipat surat
beberpa hal yang harus diperhatikan dalam melipoat surat antara lain:
a. jangan terlalu banyak membuat lipatan
b. sesuiakan lipatan kertas denan besarnya amplop surat.
c. usahan agar penerima surat tidak kesulitan dalam membuka lipatan surat.
d. jangan memasukkan sesuatu kedfalam surat karena hal itu bisa merusak tulisan. kecuali surat-surat untuk remaja, boleh membuat lipatan surat dengan seni lipat kreasi merek mereka sendiri.













TUGAS
Dasar-dasar Komposisi

tentang

Ringkasan dan Resensi

Oleh

Khairina
Yeri Silvia Disti
Nia Rahmatika
Zulya Ade Putra
Laura yulisa

Universitas Negeri Padang
2009

Senin, 18 Januari 2010

tugas ni ko ni

Tugas ke-2
Mata Kuliah Dasar-dasar Komposisi

Perintah I: Perbaikilah penulisan huruf ,kata,dan tanda baca pda kalimat di bawah ini sesuai Ejaan Yang Disempurnakan!

1. Rudi makan di dapur.
2. Pada pukul 1.45.35 Marini berangkat ke Jakarta.
3. Pak Rusdi lahir tahun 1945 yang bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia.
4. Rendi membeli meja, kursi, dan lemari.
5. Bemo ingin mengunjungimu tetapi bertepatan dengan rapat di kantornya.
6. Mereka paham bahwa pekerjaan itu harus selesai sekarang.
7. Wah gaun mu indah.
8. Kata Riri “Aku tidak mau ke sekolah”
9. Bapak Sutisno Yurodo, SH tidak akan datang ke kampus.
10. Istri saya Susina saat ini berada di rumah sakit Ciptomangunkusumo.
11. Kami sedang sibuk, Ayah mencuci mobil, Ibu menjahit pakaian, Rista menyapu, dan Aku sendiri membersihkan selikan.
12. Pak Ristu membutuhkan perlengkapan tajam pisau, parang, dan celurit untuk dijual.
13.

14. Pak Bendono dan anak-anak akan pergi ke Solo untuk mengunjungimu.
15. Mirna menjadi pemenang lomba puisi se Sumatera Barat.
16. Siskono kalah karena berulang-ulang dismash oleh lawan mainnya.
17. Rianti meluangkan sedikit waktu (paling tidak sekali) dalam sebulan untuk membeli keperluan riasnya.
18. Kalau begini ya, mereka harus ditindak sesuai hukum.
19. Dimana Rino sekarang?
20. Rasakan itu Nino!
21. Buk Tini telah menyerahkan SAP (Satuan Acara Pelajaran) kepada Pak Yanto.
22. Foni membeli rangkaian bunga mawar.
23. Warni dijuluki sebagai si manis.
24. Beni bertanya “Yeni dengar meong-meong tadi siang?”
25. Siangpun telah tiba tetapi Anggun belum datang juga.

Perintah II: Tulislah penyerapan bahasa Indonesia benar dari kata asing berikut ini!
1. survey : survei
2. kuitantie : kuitantif
3. method : metode
4. taxi : taksi
5. complex : kompleks
6. frequency : frekuensi
7. system : sistem
8. conduite : kondisi
9. charisma : karisma
10. februari : februari
11. efficient :efisien
12. quality : kualiti
13. management : manajemen
14. carier : karier
15. contingent : contingen
16. check : cek
17. schema : skema
18. executive : eksekutif
19. zodiac : zodiak
20. rhytm : ritme


Perintah III: jawablah soal-soal berikut dengan tepat dan tuliskan referensi tiap nomornya (alamat situs/ judul buku,pengarang, tahun, dan halaman dikutip!

1. Jelaskanlah yang dimaksud dengan ejaan!

Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran, dan bagaimana menghubungkan serta memisahkan lambang-lambang. Secara teknis,ejaan adalah aturan penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan penulisan tanda baca.

2. Jelaskan jenis-jenis ejaan yang pernah ada di Indonesia beserta contoh ejaannya!

1) Ejaan van Ophusyen
Contoh
a bahasa, majat
ai pakai, pakaian.
au poelau, saudagar.
b baroe, sebab, wadjib, kewadjiban.
ch chabar, sjesh, tachta
d dari, ahad, maksoed, dimaksoeti.
dj djari, djoeadah.
e emas,empat, beri
e’ ‘elok, t’eleng, l’empar,
f fasal, ma’af.
g gantoeng, megah, magrib, balig.
h hari, roemah, djahat.
i ikan, bibit, sia.
j joe, sahaja.
k kami, itik, takdir, kedoedoekan.
‘ ta’, pa’
l lari, tinggal, kenalan.
m mari,minoem, minoeman.
n nenas, tandan, mengawini.
ng nganga, angakat, kesenangan.
nj njawa, tanja.
o ole’h, bohong, onggok.
oe oetang, oetos, boengsoe, penegetahoean.
p padi, tetap, kelengkapan.
r ramai, bersih, atoeran.
s soerat, poetoes, kepoetoesan, selasa, sah
sj sjech, masjhoer.
t tali, angkat, kelihatan
tj tjari, angkat, kelihatan.
w wang, wali, sawah.
z zaman, izin.

(2) Ejaan Republik
Contoh
1. ai Menurut ejaan Van Ophusyen huruf i mesti diberi tanda terema (..) apabila i itu akhiran yang ditambahkan kepada kata yang baku akhirnya ialah huruf a (lih. C 4). Menurut ejaan Republik sekarang tidak usah memakai tanda terema itu, jadi ai dan ai disamakan saja tulisannya. Misalnya: hai, kail, melukai, mengenai.
2. e’e Menurut ejaan Republik baik e pepat, maupun e’ dituliskan dengan e belaka : segar, sumber, sate, heran.
3. oe Dalam ejaan Republik bunyi ini dinyatakan oleh huruf u : guru, mau, laut.
4. Bunyi hamzah atau bunyi yang mendekati itu selalu ditulisakan dengan k pada
akhir suku : rakyat, tak, pak, jadi bukan ra’jat, ta’, pa’.
5. Ulangan boleh dituliskan dengan tanda angka 2, tetapi harus diperhatikan bagian yang sama yang diulang itu:. buku2, se-kali2, lukisan atau luki2san
6. Kata2 baru bahasa Indonesia yang dalam tidak memakai pepat, dalam bahasa Indonesia tidak usah mendapat pepat.
Misalnya: praktek (bukan peraktek), administrasi ( bukan administrasi)

(3) Ejaan Malaya
Contoh
1. ch Menurut ejaan Ophuysen dan Republik huruf rangkap ch mesti diucapkan sebagai bunyi velar bersuara, seperti bunyi palatal seperti dalam chabar ; menurut ejaan Malaya seperti bunyi palatal seperti dalam chari, jadi sama dengan tj menurut ejaan Van Ophuysen dan Republik.
2. j Menurut ejaan Van Ophuysen dan Republik huruf j dibunyikan sebagai bunyi geser seperti dalam kata saja. Tetapi menurut ejaan Malaya dibunyikan sebagai bunyi letus, seperti dalam kata: jaga, jadi sama dengan dj menurut ejaan Van Ophusyen dan Republik.
3. kh Tanda kh dipakai dalam ejaan Malaya untuk bunyi velar bersuara yang dalam ejaan van Ophuysen dan Republik di tulis dengan ch, misalnya: khabar.
4. y Menurut ejaan Malaya huruf y dibunyikan sebagai bunyi geser paratal seperti dalam : saya. Dalam ejaan Van Ophuysen dan Republik untuk bunyi ini dipakai huruf j sedangkan huruf y tidak dipakai sama sekali.

(4) Ejaan Indonesia Malaya
Contoh
Ejaan lama yang disempurnakan
dj djlan j jalan
j pajung y payung
nj njonja ny nyonya
sj sjarat sy syarat
tj tjakap c cakap
ch tarich kh tarikh

3. Jelaskan fungsi ejaan!

Fungsi ejaan
1. Membedakan arti sekaligus pelukisan terhadap bahasa lisan.
2. Sebagai pemisah/ pengabungan dalam kalimat.
3. Menentukan kebakuan dan ketidakbakuan kalimat.


Daftar Pustaka
Keraf, gorys, Dr. 1991.Tata Bahasa Indonesia untuk Sekolah Lanjutan Atas.Flores: Nusa Indah.
Takdir, alisyahbana, sultan.1978. Tata Bahasa Baru Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat.
http: organisasi.org

















Tugas 2
Dasar-dasar Komposisi



Zulia Ade Putra
96368




Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia



Fakultas Bahasa Sastra dan Seni








Univestitas Negeri Padang
2009
Tugas 2
Dasar-dasar Komposisi



KHAIRINA
96374




Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia



Fakultas Bahasa Sastra dan Seni








Univestitas Negeri Padang
2009

Kamis, 14 Januari 2010

sekapur sirih

alhamdulillah akhirnya blog ne slesy jg ...
gw bakal manfaatin n eblog sebaiok mungkin ...
dengan blog ne jg gw bisa luapin apa yang gw punya ...
termasuk gw harus balik lg bwt nulis ...
hal yang gw suka ,, tp dah lama g dilakuin..